Mengenai Saya

Foto saya
Kami membuka pelatihan keramik, batik, tatah ukir kayu dan kerajinan kulit serta produk-produk kreatif yang berupa barang. Fasilitas jasa : * tentor berpengalaman dari mahasiswa mahasiswi ISI Yogyakarta. * Alat dan Bahan * Sertifikat Studio 1 : Dladan,Tamanan, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta Studio II : Nogosari, Sumberagung, Jetis, Bantul, Yogyakarta

Sabtu, 02 Januari 2010

PERJALAN MENGENAL DUNIA KERAMIK DAN SENI DALAM SEBUAH GALERY

        Menjadi kramikus memang penuh dengan tantangan yang menghadang. Seni keramik mungkin saja mudah diucapkan dan di cerna, namun kriya keramik? Apakah ada yang mau mendefinisikan secara tegas? Bila ada akan menjadi sebuah diskusi interaktif yang menarik.
        Keramik, ungkap salah seorang spesialis sejarah seni rupa timur di ISI Yogyakarta, Indro Baskoro, mengungkapkan bahwa semenjak zaman majapahit perkembangan keramik Indonesia pudar. Bahkan kehilangan denyut di bumi pertiwi. Sehingga ketika dikaitkan dengan penelitian penulis ketika mampir di Keraton Yogyakarta, maka akan memiliki titik temu. Tidak heran bila Keraton Yogyakarta sendiri tidak menyimpan benda koleksi keramik buatan sendiri. Di sana nampak keramik-keramik dari cina sejak dinasti Cing ada disetiap sudut ruang musium keraton. selain Cina, keramik dari Belanda, Perancis, Jepang dan Inggris dipajang dengan anggun oleh abdi dalem. Namun bukan keramik Indonesia tentunya.
        Seiring berkembangnya waktu, banyak keramikus yang mencoba untuk ada dan mengisi belantika dunia seni. Dunia seni penuh perhelatan yang tajam namun terselubung. Berbeda bila dibandingkan dengan para artis yang sering disorot oleh media. Mereka dilihat oleh berjuta mata diseluruh penjuru pelosok lewat tampilan acting atau olah bakat mereka. Yang jelas mereka dilihat karena mereka tampil dan terlihat sebagaimana mereka ada dengan perawakan tampak, suara dan gerak mereka. Dalam dunia seni rupa khususnya, artis bersembunyi dibalik layar dan mencoba berbicara lewat karya.
         Lewat sebuah program galery di Yogyakarta, penulis sekaligus perupa mencoba hadir dalam dunia seni rupa. Walau secara sederhana namun pasti, dalam program tersebut ikut berpartisipasi dengan menampilkan proses karya terbaik. Program Golden Box #3 di Jogja Galery yang berada di Jalan Pekapalan No.7 Alun-Alun Utara Yogyakarta. Di lantai bawah galeri yang berada di sisi barat timur Alun-Alun Utara Kraton Yogyakarta yang dimulai tanggal 7-30 Agustus 2009 kemarin, tengah dipamerkan 53 karya seni yang lolos seleksi Program Golden Box # 3.

        Beberapa karya lain yang dipamerkan adalah kolase karya Anto Sukanto berjudul Be_Happy yang merupakan hasil dari aplikasi batik, benang,  dan akrilik yang secara menarik berhasil dituangkan ke kanvas.  Karya fotografi berjudul Mata Buyung juga berhasil memikat pengunjung saat dipamerkan karena cara pengambilan objeknya close up dan tajam pada wajah anak kecil dilengkapi teks berupa sindiran terhadap tayangan televisi yang kurang bermanfaat,  karena dari buka mata pagi sampai kembali menutup mata kembali melihat berita-berita selebritis yang tak kunjung selesai.
Karya lain  adalah lukisan dengan judul Emangnya Gue Pikirin!!!yang dilukis oleh V Dedy Reru. Lukisan ini berhasil menggelitik pengagum seni tentang sifat kekanak-kanakan anak kecil  yang tidak mau tahu dengan kondisi sekelilingnya,  yang penting asyik.

       Mengutip sebuah kuatorial sebuah galery yang menyatakan bahwa keseluruhan karya yang telah ditampilkan tersebut terkesan unik, menarik dan patut dikoleksi. Begitulah provokasi yang dimunculkan pengelola Jogja Gallery bagi para penikmat seni yang ingin datang melihat dan menikmati pameran karya seni yang ditampilkan dalam Program Golden Box # 3 dimana tidak hanya karya seni lukis saja yang dipamerkan namun juga seni patung, grafis, keramik, instalasi dan fotografi.
Koordinator Program Golden Box # 3, Puji Rahayu S.Sn menerangkan pameran Golden Box # 3 ini unik karena menampilkan media serta bahan karya seni yang sederhana seperti pencil, kain, benang selain tentu saja bahan yang cat yang biasa untuk melukis.


   
         Karya seni keramik berjudul "Cayang" kreasi Candra Eko Winarno ini terbuat dari stoneware, kayu dan sticker.
        “Menariknya pameran ini, bisa terlihat dari wujud karya seni yang beraneka macam ada yang unik seperti karya Candra Eko Winarno berjudul Cayang yang merupakan singkatan dari catur wayang yang berasal dari bahan keramik, ” kata Puji Rahayu mencoba menunjukkan sisi menarik dari pameran yang ia koordinatori ini. Karya Seni keramik Candra Eko Winarno ini menggunakan bahan seni dari bebatuan, kayu dan sticker yang dibentuk menjadi 1 set buah catur, dimana buah catur yang dibuat dibentuk dalam tokoh-tokoh pewayangan.

       “Karya-karya  seni yang dipamerkan dalam Golden Box #3 ini adalah  keindahan yang terlahir melalui proses yang didasari oleh “indahnya” pola pikir manusia. Hasilnya sangat perlu untuk mendapatkan apresiasi,” tegas Puji Rahayu.
         Perkembangan seni keramik dewasa ini cukup unik dan kompleks. diakui sebagai wujud karya yang memiliki nilai visual dan komunikatif estetis adalah sebuah karya yang berjumlah lebih dari satu objek. maka tidak heran bila mayoritas seniman kini membuat karya lebih dari satu bentuk, namun dengan beberapa bentuk melalui kesatuan tema. Selain itu kombinasi bahan uang dipergunakan tidak mengacu kepada satu objek saja. Namun merupakan wujud kolaborasi media sehingga membentuk kesatuan pola dalam sebuah makna simbolis. Semua itu berjalan sesuai jiwa zamannya. Semoga seni keramik akan dikenal khalayak bukan sekedar sebagai tile, kendi, cobek, piring atau teko fungsional semata, namun dapat juga menjadi alternatif media seni yang tampil menyemarakan perhelatan para seniman dalam ruang dan objek yang berbada, namun dalam tujuan yang sama. Komunikasi dalam seni.